Wednesday 6 April 2016

Kepada Siapa Saya Harus Berbakti?

Garagara nonton sinetron tentang ibu di TV. Kali ini gue mau nulis tentang obrolan gue dan mama beberapa waktu lalu saat pulang ke rumah. Waktu itu gue lagi bantuin mama masak (lebih tepatnya ngeliatin aja sih) haha ><
Mama nanya gimana keadaan kampus dan gatau gimana caranya tibatiba nyerempet ke JODOH. As usual -.-

G: teman uni pernah bilang ma, katanya kalau seorang perempuan telah menikah maka dia wajib berbakti yg pertama pada suaminya yg kedua mertuanya. Trus dia bilang siapa yg harus berbakti ke orngtuanya kalau nanti dia nikah. Karena itu uni juga ikut mikir, uni perempuan ade juga perempuan. Trus siapa yg harus berbakti ke papa sama mama. Uni jadi ikut takut nikah juga. :(

M: iya emang benar kya gitu. Tapi kalau uni jadi mikir yang begitu berarti salah cara mikirnya

G: lah emang gimana ma?

M: itu untuk kasus jaman dulu dimana belum ada komunikasi. Dulu waktu zaman Nabi, ada seorang istri yang ditinggal suaminya berperang. Terus sebelum pergi, intinya suaminya bilang, "sebelum aku pulang kamu jangan pergi kemanapun dan jangan tinggalkan rumah ini". Nah istri tersebut taat sama perintah suaminya sampai suatu hari, datang orang bawa berita kalau ibu perempuan itu sedang sakit parah dan datang ke rumahnya buat ngajak perempuan itu untuk menjenguk ibunya yang sedang sakit. Tapi perempuan itu menjawab dengan gelisah, "maaf bukan saya tidak mau menjenguk ibu, tapi saya tidak bisa keluar rumah sebelum suami saya kembali. Sampaikan permintaan maaf saya ke ibu".
Sampai suatu hari ibunya meninggal, datang pula orang ke rumahnya untuk ngajak perempuan itu ke pemakaman ibunya sebagai penghormatan terakhir. Tapi karena suaminya belum juga pulang, perempuan itu meminta maaf gabisa keluar untuk ziarah ke pemakaman ibunya karena memegang amanah dari sang suami. 
Karena kesal orang tersebut mendatangi Rasulullah SAW untuk mengadukan permasalahannya "Wahai Rasulullah, wanita itu sangat keterlaluan, dari mulai Ibunya sakit hingga meninggal dunia dia tidak mau datang untuk menemui Ibunya". 
Rasulullah SAW bertanya "kenapa dia tidak mau datang?"
Orang itu menjawab, "Wanita itu mengatakan bahwa dia tidak mendapat izin untuk keluar rumah sebelum suaminya pulang berperang”, 
Rasulullah SAW tersenyum, kemudian beliau berkata “Dosa-dosa Ibu wanita tersebut diampuni Allah SWT karena dia mempunyai seorang puteri yang sangat taat terhadap suaminya”.
Gitu ceritanya, trus apa wanita itu dianggap durhaka sama ibunya kan engga. Itu kan jaman dulu ketika suaminya berperang dan gak ada komunikasi semudah sekarang. Kalau sekarang,misal suami uni bilang tolong jangan tinggalkan rumah sampai dia pulang kerja. Trus taunya mama sakit,kan uni bisa telpon ke suami izin buat jenguk mama pastilah dia ngizinin. Kalaupun engga,uni bisa telpon ke mama nanyain kabarnya gimana. Berbakti bisa dengan cara lain, ga harus 24 jam samasama. Dengan nelpon nanya kabar aja udah berbakti.
Kadang ada beberapa kasus yang ada di jaman dulu gabisa disesuaiin sma jaman sekarang yang udah modern.

G: gitu ya ma?

M: iya. Jadi jangan pernah mikir takut nikah karena takut ga berbakti sma mama papa.
karena menikah ga selalu tentang bahagia tapi menikah pasti membawa kebahagiaan.

G: ...

Jadi kepada siapa saya harus berbakti? Jelas yang pertama kepada orangtua. Tapi nanti suatu saat setelah menikah, kepada suami dan mertua yang perlu didahulukan dan bukan berarti kepada orangtua ga perlu berbakti malah itu wajib. Dan bisa berbakti dengan cara yang lain kalau jauh.
So, sekarang banyak-banyakin dulu berbakti sama mama papa and make them proud. 😂😂

No comments:

Post a Comment