Showing posts with label Islam. Show all posts
Showing posts with label Islam. Show all posts

Monday, 26 September 2016

Islam Fanatic (?)

Wah kenapa nih judulnya? serem amat dah. Ga sereem. Ini cuma mau meluruskan aja dan ini pun menurut pendapat gue. Jadi kalau ada yang ga setuju ya sahsah aja. 😜
Ini gue tulis karena keingat obrolan-obrolan sama ibu kos. Gue punya ibu kos dan beliau suka 'ingin tahu' dengan gue dan ade gue. Kenapa? Karena cuma kita berdua yang beda di kosan. Beda disini maksudnya, gue sama ade gue ga bawa laki-laki ke kamar, gak diantar-jemput ke kosan sama cwo, kalau mau keluar walaupun itu cuma ke warung ibunya tetap pakai kerudung, bekeliaran di kosan pun tetap pakai kerudung. Jadi ibunya sering nanyain kenapa dan nanya-nanya tentang islam ke gue sama ade gue. Karena dianggapnya kita paham kali yak. :/
Padahal mah faktanya karena gue sama ade gue udah janji ke bokap kalau kita kuliah merantau (padahal dekat) ga akan macam-macam. Haha dulu sebelum merantau, bokap selalu wanti-wanti jangan bawa cwo masuk kamar kos kalau pun kerja kelompok harus dikosan bawa muhrim atau di teras aja, jangan main ke kosan cwo tanpa muhrim dan banyak diingatin lainnya.


Ada pernah suatu obrolan yang buat gue jadi mikir.
Q: astrid sekarang bajunya gamis-gamis ya?
G: haha iya bu biar simple aja,klau pakai rok mesti nyocokin sma atasnya lagi
Q: tetangga ibu jga ada yg islam fanatik begitu.. Blablabla.. 
G: islam fanatik apa bu?
Q: ya kya gitu, kerudungnya panjang,bajunya panjang, ga pacaran, ya islam banget gitu.
G: loh kok islam fanatik bu, bukannya benar ngejalanin kewajiban.
Q: iya sih. Tapi blablabla..
What?? islam fanatic???
Gatau kenapa kok gue kesel ya dengarnya. *haha gue emang gampang kesel sih. Baperan amat* padahal gue ga ngerti sebenarnya apa definisi islam fanatik. 😜😜
Apa yg dimaksud islam fanatik disini itu seperti yang ibu kos gue bilang, dia yang berkerudung menutupi dada, dia yang berbaju panjang, dia yang tidak pernah membawa laki-laki ke kamar kosnya, dia yang bercadar, atau apapun itu.
Jujur, gue belum pernah dengar kata ini sebelumnya. Yang gue tau fanatik itu ke idola, artis. Fans fanatik berarti dia mengikuti apapun tentang idolanya dari tau tanggal lahir, makanan kesukaan, idolanya lagi dekat sama siapa, sampai apapun yang idolanya pakai dia juga pengen punya. Ya ga sih?
Itu sih yang gue liat ya dari fanatik itu sendiri.
Berarti kalau islam fanatik, mengikuti apapun tentang islam, tau seluk-beluk dalamnya islam, apapun tentang islam dia paham dia ngerti. 
Oouu kalau gitu artinya bagus dong yak.
Berarti kaya ustad/ustadzah gitu? :o


Hm menurut gue mungkin penggunaan kata islam fanatik disini kurang tepat. Jaman SMP/SMA dulu kayanya disebutnya 'anak alim'. Tapi sekarang udah berubah, begitu mungkin yaaa.
Eh iya, gue jadi ingat. Dulu waktu SMA, kan seragam sekolah gue gamis gitu ya. Trus kerudungnya dari bahan kain apa gitu lupa yang tebal. Nah suatu hari kita ada edutrip gitu ke pameran universitas. Pas udah sampai sana, pastilah ya ada SMA2 lain gitu. Nah waktu masuk gedung pamerannya di belakang kita ada SMA lain gitu. Mereka ngeledek-ngeledek gitu dari belakang "huu kerdus tu kerdus kerudung dusta" "baik depannya aja tuh". Gue sama teman-teman lainnya ketawa-ketawa aja sih dengarnya. Mungkin itu juga salah satu nama lainnya kali yak.
Haha lanjut lagi deh ya. Sebenarnya, orang-orang yang sedang berusaha mengikuti syariat ini bukan islam fanatik. Karena kalau diliat dari fans fanatik, dia mati-matian membela fansnya kalau dihina, dijatuhkan. Tapi suatu saat kalau dia sudah menemukan idola yang baru yang lebih bagus, idola yang lama ditinggal terus jadi fans fanatik idolanya yang baru. Keras ga sih, sedih ga sih jadi idolanya. Ya pemikiran gue aja sih ini, seharusnya namanya bukan islam fanatik, tapi syar'i atau berhijrah untuk lebih syar'i. Syar'i means berusaha untuk menjalankan syari'at islam. Kalau kata 'fanatik' yang digunakan rasanya seperti sesuatu yang keras, ditakutkan, kalau 'syar'i' kewajiban tanpa paksaan. Seperti islam memiliki aturan a,b,c,d, dan lain sebagainya tapi tidak dipaksakan. Kamu kerjakan maka pahala surga bagimu, kalau ga dikerjain ya tanggung resikonya aja nanti buat apa yang udah kamu pilih.

Ketika semua orang udah berpikir kalau ngeliat orang sholeh/sholehah "wah dia islam fanatik nih". Berarti akan ada orang yang anti terhadap hal itu sendiri padahal sebenarnya itu syar'i, itu loh yang seharusnya dikerjain, al-qur'an loh yang ngasi tau buat beginibegitu. Karena kalau ada fans pasti akan ada antifans, tapi masa kalau agama dia islam dia akan anti terhadap islam itu sendiri? Engga kan?
Karena menjadi syar'i itu pilihan. Kerudung menutupi dada itu kewajiban, bercadar itu pilihan. Berpakaian tidak menyerupai laki-laki (memakai rok atau baju yang panjang) itu kewajiban, bergamis itu pilihan.


Jadi ubah dulu pola pikir kita jadi positif sebelum kita ngubah pola pikir orang lain. ._.
Hamasah!


Saturday, 11 June 2016

Cuma mau sama dia

Cuma mau sama dia. Nah ini dia salah satu masalah perempuan haha atau ini cuma masalah gue aja yaa :/ 
Cuma mau sama dia. Stuck di satu hati yang sama. Apa-apa maunya sama dia. Ga mau liat dia sama yang lain. Ngebayangin yang jauh-jauh cuma sama dia. Dan dia juga harus sama gue. Buat orang yang ga pernah ngerasain mungkin mikirnya ah lebe banget masa sampai segitunya sih, kaya ga ada cwo/cwe lain aja padahal yg lain kan masih banyak.
Tapi buat yang lagi ada di posisi ini, berasa melooow banget karena yang di-"cuma mau sama dia"-innya ga mau sama ini orang. So sad :(


Jadi apa penyebab munculnya perasaan cuma mau sama dia ini? Kenapa belum bisa moveon2 juga atau udah terlalu lama stuck di satu hati dan mengabaikan hati-hati yang lain?
Gue nulis ini bukan ngasi tau gimana moveon dari pacar dan mendapatkan pengganti yang lain loh yaa, tapi lebih ke gimana cara mengurangi perasaan kita dari pacar/dari orang yang terbiasa ada/dari siapapun yang sudah seharusnya ga lo pikirin lagi dan berubah menjadi seseorang yang lebih baik lagi.
Emang lo udah benar apa ngomongin kya ginian? Emang lo sendiri juga udah bisa?
Jawabannya belum dan gue ga merasa paling benar. Makanya disini insyaallah gue mau share biar sama-sama belajar dan bisa jadi manfaat buat orang lain. :) 
You know what? Hijrah jadi baik itu ga enak kalau sendirian, enaknya kalau ramean. Karena ada yang negur kalau salah dan bisa saling nyemangatin kalau ada satu yang lemah.
Believe it or not, gue ditunjuk jadi salah mentor yang ngebantuin orang-orang buat jadi baik dan moveon dari ngelupain pacarnya. Padahaal gue sendiri juga belum baik dan kayanya lebih butuh gue yang dimentorin daripada gue yg ngementor. Tapi bismillah semua pasti bisa :')


Jadiii kenapa muncul perasaan cuma mau sama dia?
Dari buku-buku yang gue baca dan sharing yang gue dapat, ternyata perasaan ini muncul karena memendam rasa atau bisa juga cinta dalam diam. Loh kenapa? Bukannya cinta dalan diam itu bagus?
Bagus kalau orang tersebut bisa mengendalikan perasaannya tau gimana memanage perasaan cintanya ga berlebihan dan lebih mencintai Allah daripada makhlukNya, tapi kalau ga bisa? Ya berujung jadi perasaan berandai-andai. Andai nanti gue nikah sama dia, andai nanti dia jadi imam di setiap shalat gue, andai dan andai lainnya. #inicatatanbuatdiriguesendirijuga :')


Berikut sedikit sharing dari mba gue tentang materi ini.
"Memendam rasa, mengantarkan hati untuk Berzina" (grup tatsqif) 👇👇


Karena ternyata memendam rasa ketika jatuh cinta, sejauh ini belum ada contohnya dari Rasulullah, para sahabat, dan para Salafus saleh. Yang ada justru mencintai dalam diam dapat menjerumuskan  kepada ZINA HATI. karena ketika kamu mencintai seseorang maka tiap detik hatimu akan membayangkannya”.
Ya kan bener kan?


Zina kedua mata adalah dengan memandang, zina kedua telinga adalah dengan mendengarkan, zina lisan adalah dengan berbicara, zina kedua tangan adalah dengan menggenggam, dan zina kedua kaki adalah dengan melangkah, sedangkan hati berkeinginan dan berandai-andai, dan kemaluan mempraktekkan keinginan untuk berzina itu atau menolaknya”. [Bukhari & Muslim]

Saat kamu memendam rasa, ini nih gak enaknya :
1. Dzikir mengingat Allah jadi terganggu karena bayangan dia
2. Kerja/kuliah jadi gak fokus
3. Sering keluar air mata karena rasa takut yang gak jelas
4. Mengharap, dan sering bertanya-tanya 
5. Kamu rentan cemburu buta
6. Salah tingkah (salting) waktu ketemu dia
7. lebih Sensitif (sensi)
8. Perasaan hancur berkeping-keping kalo gak jodoh sebab perasaan terlanjur membesar karena tanpa sadar cinta dipupuk tiap hari dengan point 1-7



Solusinya, HALALKAN atau LEPASKAN.
Begitulah yang harus kita lakukan ketika cinta sudah meracuni aliran darah kita.
Bagi Ikhwan, langsung saja berproses untuk Ta’aruf. Kalau cocok, maka lanjutkan. Kalau tidak cocok atau ditolak, maka LEPASKAN rasa itu, agar hati tak lagi gelisah.


Bagi Akhwat, sama juga. Namun untuk Akhwat, karena sifat malunya, maka ada 3 cara dalam menyatakan keinginan untuk dinikahi. Inilah 3 cara tersebut

1. kalau kamu berani, langsung terus terang minta dinikahi. Dahulu ada di zaman Nabi, seorang wanita menawarkan diri kepada Rasulullah (untuk dinikahi), lalu Putri Anas (sahabat nabi) yang melihat wanita itu berkata :"sungguh memalukan". lalu Anas berkata kepada putrinya : "dia lebih baik darimu” (HR Bukhari)

2. Kalau tidak berani mengungkapkan, Minta keluargamu ketemu si dia. Umar ibnul Khaththab Ketika putrinya Hafshah menjanda karena suaminya meninggal segera mendatangi ‘Utsman bin ‘Affan & Abu Bakar guna menawarkan putrinya” (HR. Al-Bukhari)

3. Kalau segan lewat keluarga, bisa lewat teman kok. Siti Khadijah mempunyai keinginan kepada Rasulullah. Lalu Khadijah mencurahkan perasaannya tersebut kepada sahabatnya yang bernama Nafisah binti Muniyyah, dan Nafisah pun segera pergi kepada Rasulullah membeberkan niatan Khadijah tersebut, dan menganjurkan Rasulullah untuk menikahinya.” (Sirah Nabawiyah)

Namun jika kalian belum siap dinikahi atau menikah, maka LEPASKAN. 
Karena mencintai dalam diam itu....Saaakiiiit loo...😭😭


Segera Halalkan, jika belum bisa maka fokus aja kepada kegiatan positif : Ibadah, Belajar, Bekerja, Bergaul, Main, menekuni Hobi, dan sebagainya. buat masa depanmu indah dan siap untuk menyambut cinta yang sesungguhnya :)
Sumber: 
"Memendam rasa, mengantarkan hati untuk Berzina" (grup tatsqif)


Soo, sekarang udah tau kan penyebab perasaan cuma mau sama dia ini dan udah tau juga kan gimana solusinya. Haha sesungguhnya gue kuat referensi dalam teori dan lemah dalam hal prakteknya.T.T 
Tapi ga boleh lemah. Insyaallah semua berproses, masi belajar buat jadi lebih baik baik lagii. Insyaallah.

Monday, 2 May 2016

Ummul Mukminin Maimunah, Wanita Terakhir yang Dinikahi Rasulullah

Allah ﷻ berfirman,

النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ ۗ

“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 6).

Ayat ini menjelaskan bahwasanya istri-istri Rasulullah ﷺ adalah ibunya orang-orang yang beriman. Rasulullah ﷺ memiliki 11 orang istri. Semuanya disebut sebagai ibu orang-orang yang beriman (Ummahatul Mukminin). Di antara istri beliau ﷺ adalah Ummul Mukminin Maimunah binti al-Haritsradhiallahu ‘anha.

Allah ﷻ sebut istri-istri Nabi ﷺ sebagai ibu orang-orang yang beriman. Tentu ironis, ketika kita –yang mengaku sebagai orang-orang yang beriman- lebih mengenal artis dari ibu kita sendiri. Sesuatu yang wajar kita tahu siapa ibu negara. Tidak tahu dengan ibu sendiri? Hmm..

Mari sejenak mengenal ibu kita, Ummul MukmininMaimunah binti al-Harist radhiallahu ‘anha.

💎Nasabnya

Beliau adalah Maimunah binti al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-Hazm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal. Ia dilahirkan pada tahun 29 sebelum hijrah dan wafat pada 51 H bertepatan dengan 593-671 M. Ibunya adalah Hindun binti Auf bin Zuhair bin al-Harits bin Hamathah bin Hamir.

Ummul Mukminin Maimunah binti al-Harits memiliki saudara-saudara perempuan yang luar biasa. Mereka adalah Ummul Fadhl Lubabah Kubra binti al-Harits, istri dari al-Abbas bin Abdul Muthalib. Kemudian Lubabah Sughra Ashma binti al-Harits, istri dari al-Walid bin al-Mughirah, ibunya Khalid bin al-Walid. Saudarinya yang lainnya adalah Izzah bin al-Harits. Ini saudari-saudarinya se-ayah dan se-ibu. Adapun saudarinya seibu adalah Asma binti Umais, istri dari Ja’far bin Abi Thalib (Muhibuddin ath-Thabari dalamas-Samthu ats-Tsamin, hal: 189).

💎Kedudukannya

Kedudukan beliau yang paling utama adalah istri Rasulullah ﷺ, di dunia dan di surga kelak. Beliau adalah ibunya orang-orang beriman. Saudari dari Ummul Fadhl, istri paman Rasulullah ﷺ, al-Abbas bin Abdul Muthalib. Bibi dari tokohnya para sahabat, Abdullah bin al-Abbas dan Khalid bin al-Walid,radhiallahu ‘anhum ajma’in (adz-Dzahabi dalam Siyar A’almin Nubala, 2/238).

Keutamaan lainnya, Ummul Mukminin Maimunah meriwayatkan sejumlah hadits dari Rasulullah ﷺ. 7di antaranya termaktub dalam Sahih al-Bukhari danShahih Muslim. Ada satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari sendiri. 5 hadits oleh Imam Muslim sendiri. Dari kedua imam ini saja ada 13 hadits yang diriwayatkan dari beliau (adz-Dzahabi dalam Siyar A’almin Nubala, 2/245). Hadits yang jadi amal jariyah beliau. Ilmu bermanfaat yang dibaca dan diamalkan kandungannya oleh kaum muslimin hingga akhir zaman.

Rasulullah ﷺ pernah memujinya dan saudari-saudarinya dengan sabda beliau ﷺ,

الأَخَوَاتُ مُؤْمِنَاتٌ: مَيْمُونَةُ زَوْجُ النَّبِيِّ، وَأُمُّ الْفَضْلِ بنتُ الْحَارِثِ، وسَلْمَى امْرَأَةُ حَمْزَةَ، وَأَسْمَاءُ بنتُ عُمَيْسٍ هِيَ أُخْتُهُنَّ لأُمِّهِنَّ

“Perempuan-perempuan beriman yang bersaudara adalah Maimunah istri Nabi, Ummul Fadhl binti al-Harits, Salma istrinya Hamzah (bin Abdul Muthalib), Asma binti Umais. Mereka semua saudara seibu.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir 12012, al-Hakim dalam al-Mustadrak 6801 dan ia mengatakan shahih berdasarkan syarat Muslim. Al-Alabani juga mengomentari shahih dalam as-Silsilah ash-Shahihah1764).

Dari sini dapat kita ambil pelajaran, untuk mendapatkan jodoh yang baik, perlu kita berkaca dengan kedudukan dan kualitas diri. Maimunah ditahbiskan Rasulullah ﷺ sebagai wanita beriman. Ia juga memiliki lingkar keluarga yang luar biasa. Terdiri dari tokoh-tokoh para sahabat dan pemuka umat Islam. Maaf, kadang sebagian orang mengidamkan pasangan shaleh dan shalehah, tapi mereka tidak berusaha menjadikan diri mereka berkualitas.

💑Menikah dengan Manusia Terbaik

Ummul Mukminin Maimunah adalah janda dari Abi Ruhm bin Abdul Uzza. Saat “proses” dengan Rasulullah ﷺ, Al-Abbas bin Abdul Muthalib menjadi comblang keduanya. Al-Abbas menawarkannya kepada Rasulullah ﷺ di Juhfah. Pernikahan digelar pada tahun 7 H (629 M) dan sekaligus menjadi pernikahan terakhir Rasulullah ﷺ.

Ada yang menyebutkan bahwa Maimunahradhiallahu ‘anha lah yang menawarkan diri kepada Nabi. Karena prosesi lamaran Nabi berlangsung saat Maimunah berada di atas tunggangannya. Maimunah berkata, “Tunggangannya dan apa yang ada di atasnya (dirinya) adalah untuk Allah dan Rasul-Nya. Lalu Allah ﷻ menurunkan ayat,

وَامْرَأَةً مُؤْمِنَةً إِنْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِيُّ أَنْ يَسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَكَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 50).

Disebutkan bahwa nama sebelumnya adalah Barrah. Lalu Rasulullah ﷺ menggantinya menjadi Maimunah.

📂Hikmah Pernikahan Rasulullah ﷺ dengan Maimunah

Pernikahan ini memberi berkah luar biasa bagi bani Hilal, keluarga Ummul Mukminin Maimunah. Bani Hilal lebih termotivasi dan tertarik memeluk Islam. Nabi Muhammad ﷺ menjadi bagian dari keluarga besar mereka. Hal ini menjadi dorongan besar untuk duduk dan mendengar sabdanya. Hingga mereka pun menyambut dan membenarkan risalahnya. Mereka memeluk Islam karena taat dan pilihan, bukan karena paksaan (Muhammad Fatahi dalamUmmahatul Mukminin, hal: 206).

Rasyid Ridha mengatakan, “Diriwayatkan bahwa paman Nabi, al-Abbas, yang menawarkan Maimunah kepada Nabi. Dan dia adalah saudari dari istri al-Abbas, Ummul Fadhl Lubabah Kubra. Atas permintaan Ummul Fadhl, al-Abbas meminangkannya untuk Nabi. Al-Abbas melihat maslahat luar biasa dari pernikahan ini, jika tidak tentu ia tak akan menaruh perhatian sedemikian besarnya” (Muhammad Rasyid Ridha dalam Nida’ lil Jinsi al-Lathif fi Huquqil Insan fil Islam, hal: 84).

🏡Rumah Tangga Maimunah dan Nabi

Ummul Mukminin Maimunah menyerahkan urusan pernikahannya kepada saudarinya, Ummul Fadhl. Lalu Ummul Fadhl mengajukannya kepada al-Abbas. Kalau dalam dunia percomblangan era sekarang, al-Abbas lah yang memegang biodata Maimunah lalu ia tawarkan kepada Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ menyambut tawaran pamannya. Lalu menikahi Maimunah dengan mahar 400 dirham (Ibnu Katsir dalam as-Sirah an-Nabawiyah, 3/439). Pelajaran dari sini, comblang seseorang juga menjadi faktor kualitas calon yang ia pilihkan. Comblang Maimunah adalah paman Rasulullah ﷺ, tidak tanggung-tanggung, manusia terbaik jadi calon yang ia pilihkan.

Dengan masuknya Maimunah binti al-Haritsradhiallahu ‘anha dalam lingkar ahlul bait, menjadi salah seorang istri Nabi ﷺ, maka ia memiliki peran besar dalam meriwayatkan kabar perjalanan hidup Rasulullah ﷺ. Sebagaimana firman Allah ﷻ,

وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا

“Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 34).

Al-Baghawi mengatakan, “Maksud dari firman Allah ‘Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah’ adalah Alquran. Sedangkan ‘Hikmah’ menurut Qatadah adalah as-Sunnah. Dan Muqatil mengatakan, ‘Hukum-hukum dan wasiat-wasiat yang terdapat dalam Alquran’.” (al-Baghawi dalam Ma’alim at-Tanzil, 6/351).

Inilah di antara hikmah besar berbilangnya pernikahan Rasulullah ﷺ. Semakin banyak periwayat (dalam hal ini istri Nabi) yang meriwayatkan ucapan dan perbuatan Nabi ﷺ di dalam rumah tangganya, maka semakin kuat riwayat tersebut. Banyak hadits-hadits yang tidak kita temui dalam muamalah Nabi dengan para sahabat dan masyarakat, tapi kita dapati dalam muamalah Rasulullah ﷺ bersama para istrinya. Tentang mandi, wudhu, dan apa yang beliau lakukan di rumah. Tentang sunnah beliau saat hendak tidur, saat tidur, dan terjaga dari tidur. Tentang masuk dan keluar rumah. dll. Tidak ada yang bisa menceritakannya dengan detil, kecuali Ummahatul Mukminin radhiallahu ‘anhunna.

🌌Wafatnya Ibunda Maimunah

Ibunda Maimunah binti al-Harits radhiallahu ‘anhawafat di Sarif, wilayah antara Mekah dan Madinah. Beliau wafat pada tahun 51 H/671 M, di usia 81 tahun (Ibnu Saad dalam ath-Thabaqat al-Kubra, 8/140). Semoga Allah ﷻ meridhai beliau dan mengumpulkan kita bersama ibu kita –orang-orang yang beriman- di surganya kelak.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ berserta istri-istri dan keluarganya.

Cr: komunitas UPA
KisahMuslim.com

Friday, 22 April 2016

Sang Pejuang Islam Berhati Baja


Nusaibah Binti Ka'ab - Sahabiyah Ansar Yang Berhati Baja.

Silahkan dibaca dengan perlahan untuk di ambil ibrohnya...

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur.  Suaminya, Said sedang berehat di bilik tidur. 

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. 

Nusaibah menerka, itu pasti tentera musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud.

Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. 

Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya. “Suamiku tersayang,” 
Nusaibah berkata, “aku mendengar suara pelik menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. 
Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. 

Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang….”

Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. 

Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. 

Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. 

Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.

Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memerhatikan ibunya dengan pandangan cemas. 

Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.
“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. 
Beliau syahid…”

Nusaibah tertunduk sebentar, “Inna lillah…..” gumamnya, 

“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi khabar itu meninggalkan tempat itu, Nusaibah memanggil Amar. 

Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, “Amar, kaulihat Ibu menangis?
Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih kerana tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. 
Mahukah engkau melihat ibumu bahagia?”

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

“Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”

Mata Amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu-ragu seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.”

Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. 

Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. “Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkhemahan mereka menuju ke rumah Nusaibah. 

Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada khabar apakah gerangannya?” serunya gementar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?”

Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. 
Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?”

Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan? 
Saad masih kanak-kanak.”

Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”

Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?”

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya.

Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu akbar!”
Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah. 

Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya. “Hai utusan,” ujarnya, “Kausaksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”

Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau wanita, ya Ibu….”

Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku kerana aku wanita? Apakah wanita tidak ingin juga masuk syurga melalui jihad?”

Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. 

Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. 
Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum. “Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. 
Untuk sementara engkau kumpulkan saja ubat-ubatan dan rawatlah tentera yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng bekas ubat-ubatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. 

Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang perajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terpercik darah di rambutnya. Ia memandang. 
Kepala seorang tentera Islam tergolek terbabat senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini. 

Apalagi ketika dilihatnya Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh, Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi. 

Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang perajurit yang tewas itu. 
Dinaiki kudanya. 
Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk. 

Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. 

Hingga pada suatu waktu seorang kafir menghendap dari belakang, dan menebas putus lengan kirinya. Ia terjatuh terinjak-injak kuda.

Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga Nusaibah teronggok sendirian. 

Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada mangsa yang boleh ditolongnya. 

Sahabat itu, begitu melihat sekujur tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya. 
Dipercikannya air ke muka tubuh itu. 

Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?”

Nusaibah samar-sama memerhatikan penolongnya. 
Lalu bertanya, “bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah baginda?”

“Baginda tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan? 
Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”

“Engkau masih luka parah, Nusaibah….”

“Engkau mahu menghalangi aku membela Rasulullah?”

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. 
Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. 

Banyak musuh yang dijungkirbalikannya . 
Namun, kerana tangannya sudah kudung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. 

Gugurlah wanita itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. 

Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”

Subhanallah.
Allahu akbar...
Allahu akbar...
Allahu akbar....

Tanpa perjuangan yg luar biasa dr para sahabat Nabi, mustahil agama Islam sampai kepada kita sekarang, dengan tenang dan damai.
Kita semua berhutang besar kepada mereka.
Mari kita bermunajat kepada Allah utk mendoakan mereka:
Semoga Allah Azza Wa Jalla menempatkan mereka semua di surga disamping Rasulullah. Dan semoga kita bisa bertetangga dg mereka.
Aamiin.

Cr: sharing session 'io